Syeikh Nawawi al-Bantani: Ulama yang Mendunia
RIWAYAT HIDUP DAN PENDIDIKAN
Nawawi al-Bantani, seorang ulama besar dari desa Tanara, kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten. Dia adalah seorang tokoh ulama besar. Penulis terkenal dan pendidik dari Banten lama bermukim di Mekah. Ia dilahirkan pada tahun 1813 M atau bertepatan dengan 1230 H. Nama aslinya adalah Nawawi bin Umar bin Arabi. Ia dikenal juga sebagai Nawawi al-Bantani. Dikalangan keluarganya, Syeikh Nawawi dikenal juga dengan sebutan Abu Abdul Mu’ti. Ayahnya bernama KH. Umar bin Arabi, seorang ulama dan penghulu di Tanara, Banten. Ibunya Jubaidah, penduduk asli Tanara. Dari silsilah keturunan ayahnya. Syeikh Nawawi merupakan salah satu keturunan Maulana Hasanuddin, putra Maulana Syarif Hidayatullah.
Semasa kecil, Nawawi pernah berpamitan dengan ibu kandungnya untuk pergi mengaji menuntut ilmu, maka ibunya melepas sang anak yang dikasihinya itu dengan pesan “Aku doakan dan kurestui kepergianmu mengaji dengan suatu syarat: Jangan pulang sebelum pohon kelapa yang sengaja kutanam ini berubah!”. Ibunya memang berharap agar anaknya menuntut ilmu secara sungguh-sungguh da tidak cepat puas.
Kelebihan Syeikh Nawawi telah terlihat sejak remaja. Ia hafal qur’an pada usia 18 tahun. Sebagai seorang Syeikh, ia menguasai hampir seluruh cabang ilmu agama, seperti ilmu tafsir, ilmu tauhid, fiqih, akhlak, tarikh dan bahasa Arab. Pendirian-pendiriannya dalam bidang ilmu kalam dan fiqih bercorak ahlussunah waljamaah. Menurut catatan sejarah, di Mekkah ia cukup lama mendalami ilmu-ilmu agama dari para Syeikh, seperti Syeikh Muhammad Khatib Sambas, Syeikh Abdul Gani Bima, Syeikh Yusuf Sumulaweni dan Syeikh Abdul Hamid Dagastani.
PENGABDIANNYA
Dengan bekal pengetahuan agama yang telah ditekuninya selama 30 tahun di Mekkah. Syeikh Nawawi telah menguasai dan mendalami berbagai disiplin ilmu agama, kemudian mengajarkan ilmu yang didapatnya tersebut setiap hari di Masjidil Haram, karena itulah ia dipanggil Syeikh. Murid-muridnya berasal dari berbagai penjuru dunia. Syeikh Nawawi terkenal sebagai salah seorang ulama besar dikalangan umat islam dunia. Ia dikenal melalui karya-karya tulisannya. Murid-muridnya yang hadir tidak pernah kurang 200 orang. Diantara murid-muridnya yang kemudian terkenal antara lain: KH. Kholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy’ari Jombang, KH. Raden Asnawi dari Kudus, dan KH. Tubagus Mohammad Asnawi dari Caringin Jawa Barat. Ada juga yang dari Malaysia seperti KH. Dawud (Perak). Ia mengajarkan pengetahuan agama secara mendalam kepada murid-muridnya yang meliputi hampir seluruh bidang pelajaran agama.
Disamping membina pengajian, melalui murid-muridnya Syeikh Nawawi memantau perkembangan situasi politik di tanah air dan memberikan saran-sarannya untuk kemajuan masyarakat Indonesia. Pada sekitar tahun 1831 M ia kembali ke Indonesia. Di Banten ia kemudian membina pesantren peninggalan orang tua nya. Namun karena situasi politik kolonial Belanda yang tidak menguntungkan, setelah tiga tahun ia membina pesantren, ia kembali ke Mekkah meneruskan pelajarannya. Sejak itu ia tidak pernah kembali lagi ke tanah airnya.
Sumber: Tokoh islam paling berpengaruh